KARATAI INKAI
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation
(JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate
yang utama yaitu:
1.
Shotokan
2.
Goju-Ryu
3.
Shito-Ryu
4.
Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama
karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Sejarah
Berdirinya Institut Karate-Do Indonesia (INKAI)
Sejarah berdirinya Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) tidak
terlepas dari sejarah perkembangan seni bela diri karate di Indonesia. Setelah FORKI terpecah pada tahun 1970, maka berdirilah beberapa perguruan
shotokan yang didirikan oleh alumni JKA (Japan Karate Associations) seperti :
- LEMKARI
yang didirikan oleh Anton Lesiangi
- INKADO
yang didirikan oleh Alm. Baud Adikusumo
- INKAI
yang didirikan oleh Sabeth Muchsin
Berdirinya INKAI berawal dari rapat yang dilaksanakan di jalan
Matraman Dalam Jakarta Pusat, pada tanggal 15 April 1971 (yang akhirnya
disepakati sebagai hari lahirnya INKAI). Dalam rapat yang berlangsung dari
mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB tersebut dihadiri oleh beberapa karateka eks
FORKI seperti, Sabeth Muchsin, Nico A. Lumenta ( Tuan Rumah ),
Abdul Latief, Sori Tua Hutagalung (alm.), Albert L. Tobing, Wono Sarono, A.S
Siregar ( alm.) dan salah satu karateka INKAI yang belakangan diketahui sebagai
pembuat dan menggambar lambang INKAI bernama Harsono Rubio (alm.)
Setelah selesai rapat maka hasilnya adalah ketua umum INKAI
pertama yaitu Letjend G.H. Mantik dan sebagai ketua Dewan Guru INKAI pertama
adalah Sabeth Muchsin. Dalam sejarahnya INKAI telah memalui banyak rintangan,
namun itu semua berhasil dilewati dan telah berhasi meraih berbagai prestasi
yang mengharumkan nama bangsa.
Tanggal 25 Mei 1971,
INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI
ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan
Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di
Jepang
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda
merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda
yang di pelajari dalam Karate.
·
Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar (
Kaki Dibuka selebar bahu )
·
Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda
berat depan
·
Ko-Kutsu-Dachi
: Kuda-kuda berat belakang
·
Hangetsu-Dachi
: Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
·
Heisoku-Dachi
: Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam
Kata Unsu )
·
Neko-Ashi-Dachi
: Kuda-kuda
berat belakang ( dalam Kata Unsu )
·
Sanshin-Dachi : Kuda-kuda
berat tengah
·
Sochin-Dachi
: Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda,
karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau
tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
·
Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah
Perut atau ulu hati
·
Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah
kepala
·
Kisame-Zuki : Pukulan ke arah
kepala tetapi kaki tidak melangkah
·
Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah
perut tetapi kaki tidak melangkah
·
Ura-Zuki : Pukulan yang
bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
·
Morote-Zuki : Pukulan dan
dorongan
·
Agi-Zuki : Pukulan dengan
tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
·
Choku-Zuki : Pukulan kearah
perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
·
Kage-Zuki : Pukulan kesamping
exs pada Kata Tekki Shodan
·
Tate-Zuki : Pukulan yang
bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
·
Yama-Zuki : Pukulan menggunung
/ Pukulan ganda dengan kedua tangan
·
Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
·
Tetsui-Uchi : Tangan palu
·
Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
·
Haishu-Uchi : Tangan pedang
·
Haito-Uchi : Tangan pedang
·
Empi : Sikutan
·
Shuto-Uchi : Tangan pedang
·
Tate-Shuto : Tangan pedang
Tendangan (Geri): Dalam menyerang
lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan
( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan
jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam
Karate.
·
Mae-Geri : Tendangan ke
arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
·
Mawashi-Geri : Tendangan
dengan Kaki bagian atas
·
Yoko-Geri-Kekome : Tendangan
dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
·
Yoko-Geri-Keange : Tendangan
dengan Kaki bagian samping ( di snap )
·
Usiro-Geri : Tendangan ke
belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan,
pada tangkisan posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda
kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari
tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan
dalam karate :
·
Gedan Barai : Tangkisan bawah
atau tangkisan Mae-Geri.
·
Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah
yang datangnya dari belakang telinga.
·
Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah
yang datangnya dari bawah ketiak.
·
Agi-Uke : Tangkisan atas
·
Shuto-Uke : Tangkisan tangan
pedang
·
Juji-Uke : Tangkisan dengan
kedua tangan disilang
·
Morote-Uke : Tangkisan yang
bentuknya seperti Morote-Zuki
2.kumite
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:
2.kumite
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:
KIHON IPPON KUMITE
(Pertarungan Dasar Satu Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” (siap), kedua pasangan
menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap Hachiji-Dachi (kaki
tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45º).
Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan-barai langkah belakang
(kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan
tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik
tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang
dengan kata “Osh” Karateka Penyerang harus memfokuskan serangan kepada
target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin
bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik (sikap, pernafasan dan Kime). Karateka
Bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, menjamin
pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis
sebelum melakukan serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada
posisi semula dan menyatakan Zansin (kesadaran penuh, kesiapan) hingga
instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan “Enyoi” (istirahat). Ketika latihan
dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , kontrol yang
baik harus selalu dilatih.
GO-HON KUMITE
(Pertarungan Lima Langkah)
Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang
melakukan serangan lima langkah kedepan untuk mencapai wilayah sasaran/target,
dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah
tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik dengan Gyaku-zuki
(berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan tenaga). Go-hon Kumite
selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan kemudian cepat
dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga,
karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus
merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan.
Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua
jenis Kumite, kedua pasangan harus konsentrasi penuh dan latihan dengan
serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.
SANBON KUMITE
(Pertarungan Tiga Langkah)
Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya
tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang
berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll.
Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan
yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON KUMITE
(Pertarungan Dua Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan
menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang
pertama mengambil sikap gedan-barai mundur (kanan atau kiri sesuai dengan
instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik dalam menyerang.
Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan
memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang
menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara Karateka
Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah
serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat
dan kontrol yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar (jarak,
pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan
konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam
menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.
TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan,
serangan dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak maju dan mundur dan
membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon
Kumite memperkenalkan karateka untuk berpikir kapan dia melakukan pertahanan
dan melakukan penyerangan.
JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas)
Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan
perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur gedan-barai dan memperagakan
posisi gaya bebas (Jiyu Kamai). Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak
boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah sikap, posisi
badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri mereka dari
segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan
dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki
belakang sedikit menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki depan dan
belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan cepat,
meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak pergerakan
badan.
Tangan harus selalu diposisinya dimana akan melindungi atau
menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang
bertahan berkonsentrasi atau memikirkan
tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan “Osh”. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control
yang baik, memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar (Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol
yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat
menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan
balik.
TUJUAN
Memperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih
realistis, pergerakan badan yang lebih (Tai-sabaki). Memperkirakan Ma-ai
(jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju
atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh
kesadaran dan control yang menyeluruh).
OKURI JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah)
Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai
dengan Kamai dan karateka pertama memberitahukan target sasaran atau tehnik
yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang
balik dengan menjawab “Osh”. Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan
serangan balik, Karatek Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan
target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka penyerang harus memilih
target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik dan
mengarahkan Karateka Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan,
membuat pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan
tangkisan yang tepat dan serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik
untuk kamai dan membangun kembali Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus
memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, memastikan pernafasan dan sikap
dilakukan dengan benar dan kime di setiap tehnik yang dilakukan.
TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan
gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan sebuah
serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi terbaik
setelah bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin.
JIYU KUMITE
(Pertarungan Gaya Bebas)
Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki
pengetahuan Kihon yang baik, Ma-ai (jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan
yang lebih penting kontrol yang baik. Gaya Bebas hanya dilakukan dengan
pengarahan yang ketat dan di dalam peraturan dan pengawasan yang tegas. Wasit
harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan dia gunakan dalam
memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka
apakah mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan
keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh. Karateka memberi hormat kepada
wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika
wasit memerintahkan Hajime (mulai) kedua karateka bergerak untuk menemukan
posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi diri dari serangan mendadak
dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama pertarungan,
berteriak “KIAI” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik
dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu
dan Kime.
TUJUAN
Untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi
dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan
lebih banyak latihan, semua tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor
responses). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita
pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan ini dengan “No
Mind”
ISTILAH – ISTILAH KUMITE
Jepang
|
Indonesia
|
Aiuchi
|
Ganti Pukulan
|
Jogai
|
|
Atoshi-Baraku
|
Peringatan 30 detik
|
Fukusin-Shugo
|
Pemanggilan wasit bersama-sama
|
Motono-Ichi
|
Kembali ke garis mulai
|
Tsu-Zu-Kete-Hajime
|
Lanjutkan serangan
|
Tori-Masen
|
Tidak ada nilai
|
3.kata
Kata yang berarti
bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan
peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola
dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang
dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata
juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah
kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti
dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin.
Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada
pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan
sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang
berkali-kali bahkan ratusan kali.
KATA HEIAN
1. HEIAN SHODAN
1. HEIAN SHODAN
Heian berarti “Pikiran Penuh Kedamaian”.
Kata ini adalah kata pertama dari lima Kata tingkat dasar, yang diciptakan oleh
Yasutsune Itosu (salah satu guru Gichin Funakoshi). Meskipun tidak diketahui
bagaimana Kata Heian ini diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian
merupakan bagian dari Kata yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Kata Kanku-Dai. Itosu menciptakan Kata Heian
untuk memperkenalkan Karate kedalam kurikulum sekolah untuk menghilangkan kesan
tehnik yang berbahaya yang terdapat pada kata lanjutan. Heian Kata merupakan
Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan dan fleksibelitas gerakan.
Hal Penting :
Sikap kedepan dan Pukulan gerak maju. Memiliki 21 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Sikap kedepan dan Pukulan gerak maju. Memiliki 21 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Heian Nidan
berarti seri Heian yang kedua. Aslinya Kata ini merupakan Kata yang pertama,
tetapi Gichin Funakoshi merubahnya, karena Kata ini lebih sulit untuk
dipelajari maupun mengajarinya. Kata ini berhubungan dengan Kata Bassai-Dai.
Hal Penting :
Sikap balik kebelakang,tendangan menyamping,membalikan posisi pinggang/pinggul dan kombinasi tehnik. Memiliki 26 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
3. HEIAN SANDAN

Hal Penting :
Sikap kesamping dan tangkisan atas (atas bahu/kepala). Memilki 20 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Sikap kesamping dan tangkisan atas (atas bahu/kepala). Memilki 20 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Heian Yondan
berarti Heian keempat dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata
Kanku-Dai.
Hal Penting :
Pengembangan/kontraksi, tangkisan dan tehnik penyelesaian. Memiliki 27 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Pengembangan/kontraksi, tangkisan dan tehnik penyelesaian. Memiliki 27 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Heian Godan
berarti Kata Heian kelima dari Seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan
Kata Gankaku.
Hal Penting :
Fleksibilitas dan Keseimbangan. Memiliki 23 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Fleksibilitas dan Keseimbangan. Memiliki 23 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Tekki
berarti kuda besi atau posisi berkuda. Tekki Shodan adalah Kata Tekki pertama
dalam seri Kata Tekki. Kata Tekki adalah Kata Shorei, menggambarkan kekuatan,
tehnik yang penuh tenaga. Kata Tekki diciptakan dan direvisi oleh Yasutsune
Itosu. Gichin Funakoshi menghabiskan waktu tiga tahun untuk belajar dan
menguasai masing-masing Kata Tekki ini (pada waktu itu, setiap murid
menghabiskan beberapa tahun untuk mempelajari Kata). Tekki Shodan mempunyai
nama asli Naihanchi dan diperkenalkan oleh Yasutsune Itosu, Tekki Nidan dan
Sandan diciptakan oleh Yasutsune Itosu. Belum ada penjelasan yang memadai
kenapa Tekki memiliki perlintasan gerakan satu garis, meskipun kadang terpikir
dilakukan dengan baju besi dan/atau diatas punggung kuda (hal ini tidak bisa
diaplikasikan secara teknis). Makna dari Kata ini dapat juga pertahanan dengan
latar belakang dinding/tembok atau diatas perahu.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap kesamping. Memiliki 29 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap kesamping. Memiliki 29 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Tekki Nidan
berarti Kata kedua dari seri Kata Tekki. Tekki Nidan dan Tekki Sandan
dipelajari untuk pertama kali pada level sabuk Coklat, tetapi tidak dipelajari
secara intensif hingga tingkat sabuk Hitam.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 24 gerakan , dengan waktu aplikasi 50 detik.
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 24 gerakan , dengan waktu aplikasi 50 detik.
Tekki Sandan
berarti Kata Tekki yang ketiga dari seri Kata Tekki.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 36 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 36 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Bassai-Dai
berarti menghancurkan pertahanan musuh dengan kecerdikan dan menemukan
kelemahan lawan (kebanyakan mengartikan “Gempuran Yang Sangat Kuat”). Kata ini
dipelajari pada tingkat Kyu 3 hingga tingkat Shodan (Dan I). Aslinya disebut
Passai, Kata ini pertama kali diperlihatkan di Tomari dan Shuri. Bassai-Dai
adalah Kata Shorin.
Hal Penting
Rotasi Pinggul, kekuatan penuh, semangat yang kuat dan luapan tenaga, ketidak-untungan harus menjadi keuntungan. Memiliki 42 gerakan, dengan waktu aplikasi 60 detik.
Rotasi Pinggul, kekuatan penuh, semangat yang kuat dan luapan tenaga, ketidak-untungan harus menjadi keuntungan. Memiliki 42 gerakan, dengan waktu aplikasi 60 detik.
Bassai-Sho
berarti lebih rendah dari Bassai-Dai. Kata Shorin ini diciptakan oleh Yasutsune
Itosu. Kata ini lembut, tetapi penuh tenaga walaupun tidak seperti Bassai-Dai.
Hal Penting
Tangkisan yang sangat kuat dan serangan balik yang sangat tajam. Memiliki 27 gerakan.
Tangkisan yang sangat kuat dan serangan balik yang sangat tajam. Memiliki 27 gerakan.
Kanku-Dai
berarti melihat dunia atau langit (dari gerakan pertama). Kata Dai menunjukkan
bahwa Kata ini merupakan Kata Kanku terhebat. Kanku-Dai bernama asli Kushanku,
nama seorang ahli bela diri Cina yang datang ke Okinawa pada abad ke-18. Kata
ini merupakan Kata favorit dari Gichin Funakoshi dan Kata ini yang beliau pilih
untuk di demonstrasikan diluar Okinawa. Gichin Funakoshi yakin bahwa Kanku-Dai
memiliki semua element dasar dari Karate Shotokan. Kata ini juga merupakan
favorit Sensei Okazaki yang mendemonstrasikan kata ini di buku The Best Karate.
Kata ini juga menjadi bahan ujian sebagai Kata kedua dalam Ujian Nidan (Dan
II).
Hal Penting
Tehnik yang cepat dan lamban, penuh tenaga dan lembut, pemekaran dan penciutan, dan lompatan dan membungkuk. Kata ini digunakan jika benar-benar terkepung oleh musuh. Keadaan/situasi juga merupakan hal penting, karena panjangnya Kata. Memiliki 65 gerakan dengan waktu aplikasi 90 detik.
Tehnik yang cepat dan lamban, penuh tenaga dan lembut, pemekaran dan penciutan, dan lompatan dan membungkuk. Kata ini digunakan jika benar-benar terkepung oleh musuh. Keadaan/situasi juga merupakan hal penting, karena panjangnya Kata. Memiliki 65 gerakan dengan waktu aplikasi 90 detik.
Kanku-Sho
berarti Kata terendah didalam Kata Kanku. Kata Shorin ini merupakan perpaduan
antara Heian Yondan dan Kanku-Dai.
Hal Penting
Penggunaan tenaga dengan benar, kecepatan dan pemekaran/penciutan dari otot. Memiliki 47 gerakan.
Penggunaan tenaga dengan benar, kecepatan dan pemekaran/penciutan dari otot. Memiliki 47 gerakan.
Jitte
(kadang dibaca Jutte) berarti tangan sepuluh atau keajaiban sepuluh. Kata
Shorei ini berasal dari Tomari. Kata ini mungkin diperagakan dengan tongkat di
tangan. Nama Kata ini tidak mengalami perubahan (hanya Jitte dan Gion yang
tidak mengalami perubahan).
Hal Penting
Rotasi pinggul, dan tangkisan dengan tongkat. Memiliki 24 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Rotasi pinggul, dan tangkisan dengan tongkat. Memiliki 24 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Hangetsu
berarti Bulan Separuh/Setengah Bulan (berarti juga nama sikap utama dalam
Kata). Kata ini adalah asli Cina dan nama aslinya adalah Seisan atau Seishan.
Kata ini diperagakan pertama kali di Tomari. Kata ini adalah Kata Shorei.
Hal Penting
Pemekaran/penciutan, putaran lengan dan pergerakan kaki serta pernapasan. Memiliki 41 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Pemekaran/penciutan, putaran lengan dan pergerakan kaki serta pernapasan. Memiliki 41 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Empi (kadang
disebut Enpi) berarti Burung Wallet Terbang. Kata Shorin ini dipelajari teutama
di Tomari (hingga Restorasi Meiji, disebarkan ke Shuri dan Naha). Kata ini
sebelumnya dikenal dengan nama Wansu atau Wanshu (Setelah seorang ahli beladiri
Cina datang ke Okinawa ). Nama Kata ini diganti oleh Gichin Funakoshi.
Yasutsune Itosu membuat perbaikan yang sangat berarti dari gerakan Kata yang
asli.
Hal Penting
Tinggi rendah posisi badan, gerakan yang cepat (kecepatan). Memiliki 37 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Tinggi rendah posisi badan, gerakan yang cepat (kecepatan). Memiliki 37 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Gankanku
berarti “Burung Bangau Diatas Karang” (nama ini diambil dari salah satu posisi
dalam Kata ini – ada posisi dimana seperti burung bangau dengan satu kaki,
sebagai serangan dalam mempertahankan diri). Ini merupakan Kata yang sudah
sangat tua, aslinya bernama Chinto, kemudian namanya diubah oleh Gichin
Funakoshi. Kata ini disempurnakan oleh Yasutsune Itosu. Gankaku merupakan Kata
Shorin (walaupun kadang dikatakan sebagai Kata Shorei).
Hal Penting
Keseimbangan dan tendangan kesamping. Memiliki 42 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Keseimbangan dan tendangan kesamping. Memiliki 42 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Arti dari
Gion (Kadang dibaca Jion) belum ditemukan. Ini merupakan Kata Shorei yang
diberi nama setelah rahib Cina datang ke Okinawa. Gion juga merupakan nama pura
di Jepang dan Cina. Dan Gion dikenal sebagai nama rahib Budha Suci. Nama Kata
ini tidak mengalami perubahan. Gion dipelajari di Tomari. Versi lain dari Kata
Gion ini juga dipelajari aliran Karate Wado-Ryu. Didalam mengambil nama dari
rahib Budha Suci, Gion berkonotasi ketenangan, penuh kebanggaan, dan penuh
kekuatan dalam mempelajarinya. Kata ini didemonstrasikan oleh Sensei Tanaka
dalam buku The Best Karate.
Ketenangan, gerakan penuh tenaga, dengan semangat bertarung yang hebat. Memiliki 47 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Chinte
berarti “Tangan Ajaib”. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terdiri dari
beberapa tehnik Cina yang tidak ditemukan dalam Karate Shotokan. Gichin
Finakoshi mengganti namanya menjadi Shoin, tetapi kemudian kembali lagi kenama
yang dahulu. Sangat sulit untuk menguasai pengunaan tenaga yang benar pada Kata
ini.
Hal penting
Memiliki 33 gerakan.
Memiliki 33 gerakan.
Unsu berarti
“Tangan Bagaikan Awan”. Kata ini merupakan Kata Shorin tanpa diketahui asalnya.
Tangan dengan arti tehnik tangan menyapu lawan seperti awan terbelah pisau
dilangit. Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa Kata Unsu terlihat bagaikan
“Burung gagak yang menakutkan mencoba menari “, jika Kata Heian, Kanku-Dai,
Empi dan Gion sebelumnya telah dikuasai.
Hal Penting
Lompatan Tinggi dan rendah, tenik menendang, berpura-pura dan menggunakan beberapa bagian tubuh sebagai senjata. Memiliki 48 gerakan.
Lompatan Tinggi dan rendah, tenik menendang, berpura-pura dan menggunakan beberapa bagian tubuh sebagai senjata. Memiliki 48 gerakan.
Sochin
berarti perasaan/keadaan tenang ditengah orang (dan nama ini diambil dari
posisi utama didalam Kata ini). Kata Sochin merupakan Kata Shorei, dimodifikasi
oleh Yoshitaka Funakoshi (anak dari Gichin Funakoshi).
Hal Penting
Lamban, gerakan penuh tenaga dan sikap sochin ( juga disebut sikap fudo-dachi ). Memilki 40 gerakan.
Lamban, gerakan penuh tenaga dan sikap sochin ( juga disebut sikap fudo-dachi ). Memilki 40 gerakan.
Nijushiho
berarti 24 (dua puluh empat) langkah (sekarang memiliki 30 gerakan, tetapi
aslinya adalah 24 gerakan kaki). Makna dari Kata ini adalah sebuah gambaran alami
aliran air atau ombak (kadang gerakannya lamban dengan segala keagungan, kadang
kuat dan cepat). Kata ini merupakan Kata Shorin (meskipun ada yang mengklaim
sebagai Kata Shorei). Kata ini adalah Kata favorit instruktur Frank Woon-A-Tai.
Pada tahun1934 Guru Gichin Funakoshi memerintahkan Masatoshi Nakayama untuk
mempelajari Kata ini dari Guru Shito-Ryu, Kenwa Mabuni. Kata ini secara
bertahap disesuaikan dengan tehnik Shotokan.
Hal Penting
Penggabungan total dari bermacam kekuatan dan kecepatan (Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa kata ini dapat menyerupai sebuah “Tarian” tanpa kepandaian yang sempurna untuk melakukannya).
Penggabungan total dari bermacam kekuatan dan kecepatan (Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa kata ini dapat menyerupai sebuah “Tarian” tanpa kepandaian yang sempurna untuk melakukannya).
Gojushiho-Dai
berarti 54 (lima puluh empat) langkah (sekarang 62 gerakan). Kata Shorin ini
terinspirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruhnya.
Nama lamanya adalah Useshi. Kata ini asli dari Cina dan dipelajari di Cina
hingga abad ke-20. Masatoshi Nakayama juga mempelajari Kata Gojushiho ketika
dia belajar Nijushiho dengan Mabuni.
Hal Penting
Dengan segala kelembutan dan tehnik aliran.
Dengan segala kelembutan dan tehnik aliran.
Gojushiho-Sho
berarti kata terendah di Kata Gojushiho. Kata ini merupakan Kata Shorin yang
terinpirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruh,
sayap dan cakarnya. Kemampuan tehnik tingkat tinggi sangat dibutuhkan untuk
memainkan atau mengerti Kata ini.
Hal Penting
Satu hal penting dalam Kata ini adalah tehnik tangan pedang. Memiliki 65 gerakan yang mudah dikacaukan dengan gerakan Gojushiho-Dai.
Satu hal penting dalam Kata ini adalah tehnik tangan pedang. Memiliki 65 gerakan yang mudah dikacaukan dengan gerakan Gojushiho-Dai.
Memiliki 32 gerakan.
Ji’in
diciptakan sebagai sebuah penghormatan terhadap kematian dan ketenangan/ penuh
kekuatan dari Gion. Nama aslinya tidak diketahui dan namanya mungkin diambil
dari sumber yang sama dengan Gion. Pembahasan tentang ini belum selesai dalam
buku The Best Karate.
Komentar
Posting Komentar